Pemantik : PROF. WIM POLI (Guru Besar Emiritus FEB UNHAS) dan ARKIL AKIS (Katakerja)
Reviewer : Aprilia Tria Utami (HI 2015)
Literasi adalah sebuah kegiatan untuk membuat orang mau dan mampu membaca, agar ia lebih mampu dan mencapai kehidupan yang lebih bermakna. Disatu sisi, literasi itu sendiri bermakna lebih luas dan lebih menyentuh masyarakat. Literasi bukan hanya terbatsa pada buku dan membaca, namun juga seni dan cara menikmati hidup. Di Indonesia, asal usul berkembangnya bentuk literasi berasal dari Belanda. Pada tahun 1901 Alexander Willem Frederik Indenburg (1861-1935), sebagai Menteri Urusan Koloni Belanda, mengajukan sebuah gagasan yang kemudian dinamakan Politik Etis. Politik ini beranjak dari gagasan bahwa negeri Belanda telah banyak menarik keuntungan dari koloninya, termasuk Indonesia sebagai koloninya yang terbesar. Koloninya harus diberikan bantuan sehingga akhirnya mereka mencapai kemandirian di bidang ekonomi dan politik. Kemandirian di bidang ekonomi dan politik harus dimulai dengan pendidikan.
Tujuan gerakan literasi ialah: terciptanya kemauan orang untuk meningkatkan kemampuan membacanya, sebagai alat untuk peningkatan pengetahuannya, dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih bermakna. Tujuan yang mau dicapai itu berjenjang, mulai dari orang-perorangan, meningkat ke kelompok yang lebih besar, dan akhirnya mencapai bangsa sebagai pelaku pembangunan. Tahap demi tahap.
Ada banyak cara untuk membangun budaya literasi ditengah masyarakat. Cara membangunnya sama dengan analogi menanam pohon. Seorang pelukis bernama Claude Monet, yang menggunakan analogi untuk menggambarkan bahwa apa yang kita tanam saat ini, belum tentu kita nikmati sekarang, namun akan membuahkan hasil yang besar dimasa depan. Dan juga kepercayaan untuk menanam pohon yang akan menghasilkan manfaat yang besar kedepannya memperlihatkan pada kepuasan bukan terletak pada hasil yang tidak akan dilihatnya, melainkan pada tindakan itu sendiri. Ini adalah sebuah tindakan iman.
Tindakan literasi hari ini adalah bagaikan menanam pohon. Orang lain yang menanam, orang lain yang merawat, orang lain yang akan memanen, tetapi Tuhan yang menghidupkan. Atau, Tuhan yang akan mencabut dan membakarnya, jika kita tidak menaman dengan hati yang peduli.
Gerakan seyogyanya menyinggung relasi kuasa. Gerakan adalah sebuah proses dimana aksi langsung bersandingan dengan bentuk aksi lainnya. Literasi sebagai sebuah gerakan bergerak dibelakang panggung. Literasi hadir diantara masyarakat dalam bentuk komunitas-komunitas sebagai pendidikan alternative yang menyinggung bentuk pendidikan di Indonesia saat ini. Komunitas Literasi hadir salah satunya sebagai ruang untuk membuat masyarakat cinta kepada apa yang ada disekitarnya. Beberapa contoh seperti kasus Somba Opu, dimana terjadi sengketa lahan. Aksi yang dilakukan oleh para aktivis saat itu justru berbalik arah yang membuat masyarakat menjadi antipati. Hal ini kemudian yang membuat penulis – penulis di Makassar banyak menulis mengenai ruang – ruang yang ada di masyarakat, fotografer kemudian merekam ruang – ruang yang ada di kota dan dijalan dengan dokumentari fotografi. Gerakan literasi seperti inilah yang kemudian berkembang untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat dan sense of belonging terhadap ruang – ruang di kota yang mudah direbut.
BUNGA DAN TEMBOK – WIDJI THUKUL
Seumpama bunga | Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh | Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama Bunga | Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya| Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama Bunga | Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga | Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu | Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur !
Dalam keyakinan kami dimanapun
Tirani harus TUMBANG !
KOTA INI MILIK KALIAN
Di belakang gedung-gedung tinggi
Kalian boleh tinggal
Kalian bebas tidur dimana-mana kapan saja
Kalian bebas bangun sewaktu kalian mau
Jika kedinginan karena gerimis atau hujan
Kalian bisa mencari hangat
Disana ada restoran
Kalian bisa tidur dekat kompor penggorengan
Bakmi ayam dan babi
Denting garpu dan sepatu mengkilap
Disamping sedan-sedan dan mobil-mobil bikinan asli jepang
Kalian bisa mandi kapan saja
Sungai itu milik kalian
Kalian bisa cuci badan dengan limbah-limbah industri
Apa belum cukup terang benderang itu
Lampu merkuri taman
Apa belum cukup nyaman tidur di bawah langit
Kawan
Kota ini milik kalian
Kecuali gedung-gedung tembok pagar besi itu;
Jangan !